BEDAH KRITIS KURIKULUM 2013 – PART III

Tim penyusun draft Kurikulum 2013 berkata : “Seharusnya kompetensilah yang menentukan mata pelajaran, bukan mata pelajaran yang menentukan kompetensi”
Komentar :

TEPAT SEKALI !!!

Tapi, kenapa pemerintah malah mengatur dan menetapkan mata pelajaran ???

Kenapa pemerintah tak menetapkan Target Kompetensi Nasional saja, dan biarkan sekolah menentukan mata pelajaran yang cocok ???

Lalu kenapa pemerintah masih ngotot memaksakan Ujian Nasional sebagai evaluasi berbasis mata pelajaran, bukan evaluasi berbasis kompetensi ???

Dan seharusnya pemerintah juga sadar bahwa kompetensilah yang mengatur metode, bukan metodelah yang mengatur kompetensi. Sehingga, seharusnya pemerintah tak perlu mengatur dan menstandardisasi metode pembelajaran

Dan seharusnya pemerintah juga sadar bahwa kompetensilah yang mengatur jumlah jam pembelajaran, bukan jumlah jam pembelajaran yang mengatur kompetensi. Sehingga, seharusnya pemerintah tak perlu mengatur dan menstandardisasi jumlah jam pembelajaran

BEDAH KRITIS KURIKULUM 2013 – PART II


Mendikbud berkata : “Kurikulum 2013 memang harus ditekankan kepada pendidikan karakter, untuk meyiapkan manusia Indonesia 15 sd 20 tahun ke depan yang menuntut manusia yang berkarakter kuat”.
Komentar :

Sangat Setuju !!!

Masalahnya : Apakah karakter tersebut perlu diseragamkan ? Apakah karakter itu hasil bentukan sekolah, atau hasil didikan di rumah ?

Bukankah karakter yang perlu ditekankan di kawasan rawan bencana adalah ketangguhan dan daya pulih ?

Bukankah karakter yang perlu ditekankan di kawasan rawan konflik adalah toleransi dan harmoni ?

Bukankah karakter yang perlu ditekankan di kawasan kaya adalah empati dan kedermawaan ?

Bukankah karakter yang perlu ditekankan di kawasan miskin adalah hasrat untuk berubah dan daya juang ?

Lalu, kenapa harus diseragamkan ?

Yang akan dibentuk oleh kurikulum 2013 apakah personality character atau vocational character ?

Jika personality character, bukankah rumah dan masyarakat adalah pendidik terbaik ? Tapi, kenapa jam sekolah justru ditambah, sehingga interaksi siswa dengan orangtua dan lingkungan semakin berkurang ?

Ketahuilah, karakter manusia modern melemah sejak ADANYA SEKOLAH REGULER pada awal abad 20, karena fitrahnya sekolah adalah mengajar, bukan mendidik !!!

BEDAH KRITIS KURIKULUM 2013 – PART I

Kata Mendikbud : “Ini bukan ganti menteri ganti kurikulum. Tapi ini sekadar melaksanakan amanat undang-undang dalam rangka penyempurnaan kurikulum”
Komentar :

Mendikbud yang akan datang pun akan membuat kurikulum baru dengan dalih,”Ini bukan ganti kurikulum. Tapi sekadar melaksanakan amanat undang-undang dalam rangka penyempurnaan kurikulum”. Jadi, siap-siaplah menghadapi perubahan kurikulum siklus lima tahunan atas alasan yang sama !!!

Apakah Pak menteri tak bisa membedakan antara penyempurnaan kurikulum dengan perombakan ?

Penyempurnaan adalah apabila sebuah perubahan tak mengganggu core : visi, misi, filosofi, prinsip dan sistem nilai, dan perubahan telah membuat core itu menjadi semakin berdaya.

Perombakan adalah apabila sebuah perubahan telah mengasilkan “DNA” kurikulum yang baru, ketika perubahan dilakukan dengan merombak sendi-sendi yang lama.

Bukankah dengan draft kurikulum baru hak-hak sebuah satuan pendidikan malah berkurang, sesuatu yang justru ingin ditambahkan oleh KTSP (walaupun dengan cara tak jelas) ?

Pada KTSP, pemerintah tak mengatur mata pelajaran dan metode, hanya mengatur SKL, SK dan KD. Sedangkan pada Kurikulum 2013, pemerintah mengatur jumlah dan jenis mata pelajaran, serta mengatur metode dan jam belajar.

bersambung...

Hujan Teraneh: Hujan Laba-Laba, Ikan, Sapi, Ubur-Ubur Katak, darah, ular


Hujan Aneh dalam Al-qur’an

Dalam Al-qur’an, alkisah jaman dahulu kala Fir’aun jika diberi kebaikan dan kemakmuran dari Tuhan, mereka berkata, “Inilah usaha kami.” Manusia zaman sekarang juga ada yang seperti ini, ketika sukses mereka berkata, “Ya, karena usaha saya, saya ini berhasil.” Jika ditimpa kesusahan, kaum Firaun melemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. (QS. 7: 131)


Seolah menantang dan keras kepala, pengikut Firaun berkata, “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.” (QS. 7: 132). Firaun dan pengikutnya yang masih ada hingga sekarang ini meledek bahwa bukti kekuasaan Tuhan yang disampaikan melalui Musa (Moses) dan Harun (Aaron) as. itu sebagai sihir. “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan (thûfân), belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” Q7. Al A'raaf 133

Hujan, umumnya hujan yang seringkali terjadi adalah hujan air dan hujan salju. Tergantung di wilayah mana Anda berada.

Hasil Penelitian Terbaru Terungkap Kerja Otak Lebih Aktif Saat Seseorang Berdoa Atau Shalat


Sebuah penelitian medis baru-baru ini mengungkapkan adanya serangkaian perubahan dalam tubuh manusia selama ia dalam keadaan berdoa (shalat) atau meditasi. Menurut penelitian tersebut, perubahan pertama yang tampak adalah adanya integrasi pikiran sepenuhnya dengan alam semesta setelah lima puluh detik memulai doa (shalat) atau meditasi.

Studi yang dilakukan oleh Ramchandran, seorang peneliti Amerika, bersama-sama dengan sekelompok peneliti lainnya menunjukkan bahwa laju pernapasan dan konsumsi oksigen dalam tubuh manusia berkurang selama doa (shalat) dalam kisaran antara 20 dan 30%, di samping resistensi kulit meningkat dan darah tinggi lebih membeku.


Hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa sebuah gambar yang ditangkap melalui CT scan menunjukkan adanya aktivitas kerja otak yang sangat menakjubkan selama seseorang itu berdoa (shalat). Tercatat bahwa gambar otak seseorang dalam keadaan berdoa (shalat) atau meditasi berbeda dengan 
gambar (otak) dalam keadaan normal.

Sebesar Apa Bumi yg Kita Tempati?


“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar,” (Al Baqarah 255).



Rasanya, Bumi yang kelilingnya 40.000 km ini sudah sangat besar bagi kita. Untuk pergi ke Amerika atau Afrika saja jauh sekali. Apalagi jika sampai harus ke Antartika.Namun besarnya bumi kita ini tidak apa-apanya dengan ciptaan Allah lainnya. Bahkan bintang yang terbesar pun hanya satu titik dibanding Galaksi, Cluster, Super Cluster, Jagad Raya. Di atas semua itu kita harus yakin bahwa Allah pencipta Semesta Alam itu. Dan mari sejenak kita renungkan tentang jagad raya ini.

Pemandangan Alam Bisa Pertajam Konsentrasi

APABILA seseorang bermaksud meningkatkan memori pikiran atau, daya ingat dan konsentrasi, barangkali dalam tulisan ini termasuk salah satu cara yang dapat dilakukan, yaitu memasang gambar pemandangan atau taman yang indah dalam kamar tidur atau kantor.

Lebih bagus lagi jika benar-benar berada di luar ruangan, di alam bebas jalan-jalan, berkeliling di taman-taman kurang lebih satu jam. Tetapi syukurlah, kalau ada jendela yang membingkai suatu pemandangan indah di luar kediaman yang dapat dipandangi.

Jika tidak puas dengan pekerjaan, dan mengalami kesulitan untuk tetap fokus, atau di kala sedang memusatkan pikiran mulai terputus-putus beberapa saat, bahkan diwarnai dengan gangguan ataupun terinterupsi membayangkan makanan misalnya. Pada titik ini seseorang itu memerlukan sesuatu yang disebut Attention Restoration Theory (ART) untuk mengembalikan fokus perhatian.

Membangun Mimpi dari Kampung Rama-rama

“Ibu, bagaimana kami bisa berkreasi dalam mengajar, jika kami hanya dituntut meluluskan anak 100% dalam Ujian Nasional (UN)? Apa yang harus kami lakukan?”

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap diterima Dewi Utama Faizah dari para guru. Kebijakan pendidikan yang dibuat Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), menurutnya, banyak yang baik. Hanya, filosofinya kurang dipahami sehingga hasilnya jauh dari nilai kebajikan dan keindahan hidup.

Di tengah kondisi ini, tak sedikit pihak yang mendukung Dewi untuk mengembalikan hakikat pendidikan. Bahwa pendidikan itu harus berawal dari ranah domestik agar cita-cita kemanusiaan melalui kegiatan yang bermanfaat dapat terpakai dalam kehidupan sehari-hari.

Hakikat pendidikan itu, kata Dewi, sangat sederhana; mewujudkan manusia yang mampu berkreativitas di berbagai bentuk lapangan penghidupan. Jadi, tak sekadar menghasilkan tenaga kerja usai menempuh pendidikan, seperti yang selama ini terjadi.

Masalahnya adalah Sekolah


Prof. Daniel Mohammad Rosyid
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur 

Banyak orang tidak mengira bahwa masalah yang paling serius dalam pendidikan Indonesia saat ini justru terlalu banyak sekolah. Masalah ini muncul saat kita mulai menyamakan pendidikan dengan persekolahan. Wajib belajar diartikan wajib sekolah. Ada asumsi kuat bahwa semakin lama bersekolah pasti makin baik karena semakin terdidik.
Oleh karena itu semakin banyak sekolah didirikan, dan semakin banyak anggaran digelontorkan di sektor endidikan dengan harapan masyarakat akan semakin terdidik. Orang dengan gelar makin panjang berarti makin kompeten dan terdidik.

Padahal yang semakin kita lihat di lapangan justru sebaliknya : tawuran pelajar dan antar-warga makin sering terjadi, pornografi dan narkoba merajalela, intoleransi meningkat, korupsi merebak di mana-mana. Semakin banyak anggota DPR dan birokrat dengan gelar master dan doktor, bahkan profesor, tapi DPR adalah lembaga paling korup.

Siapa Bilang Anak Desa Sulit Belajar

Jika dianggap bahwa desa - kota sebuah wilayah budaya dan lingkungan, maka dipastikan karakter anak desa berbeda dengan anak kota. Karena lingkungan dan budayanya membentuk cara belajar & cara mengerti secara berbeda. Pembagiannya antara desa-kota, sebaiknya jadi tiga wilayah, yaitu : kota - daerah penyangga kota (sub urban) - dan desa.

Jika ada pendapat bahwa siswa "pinggiran" yang 'sulit' belajar dari kalangan ekonomi bawah, tidak sepenuhnya benar. pertama, anak anak itu merupakan produk budaya penyangga (sub urban), yaitu budaya yang melahirkan generasi yang keras, dan gamang antara kemajuan kota ddan tradisi pedesaan. Dalam diri seorang anak sub urban, bercampur 2 sistem nilai yang saling bertarung. Daerah penyangga kota, adalah daerah yang menerima ampas/residu peradaban kota. Kriminalitas, krisis identitas, disorientasi diri, dan sejenisnya biasanya cukup kental pada masyarakat seperti ini.