Keutamaan Puasa Syawal


Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . (HR. Muslim).
Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam bersabda:
"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)


Program Tali Kasih  Ramadhan Dari Indonesia Untuk Palestina tidak berhenti pada bulan suci Ramadhan saja, namun ia terus berlanjut karena masih banyak hal sangat membutuhkan bantuan kita bersama.


Oleh karena itu kami memohon kepada anda untuk  terus menyalurkan bantuan ke rekening yang tertera dalam brosur diatas. Semoga kejayaan yang kita rindukan akan segera terwujud berkat bantuan yang kita salurkan. Amin

Bendera Palestina Di Arak Dalam Pawai Takbiran Di Ambon

Ribuan warga muslim, Selasa (30/8) menggelar takbiran keliling Kota Ambon, Selasa (30/8) menyambut hari Raya Idul Fitri. Dalam takbiran tersebut  peserta membawa puluhan bendera dan atribut Palestina.

Takbiran keliling dilepas Gubernur Maluku Karel Albert  Ralahalu di depan Masjid Raya Al-Fatah Ambon. Hadir dalam acara tersebut pimpinan agama lainnya yakni Uskup Amboina Monsinyur PC Mandagi, Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Jhon Ruhulessin, Pangdam 16 Pattimura Mayjen Suharsono, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dan pejabat daerah lainnya.

Dalam takbiran tersebut warga menggunakan ratusan sepeda motor dan puluhan mobil bak terbuka, mobil pribadi maupun angkutan kota. Warga menggunakan  berbagai  atribut dan membawa  Bendera  Merah Putih, dan bendera  Palestina. Padahal sebelumnya Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Provinsi Maluku sudah melarang penggunaan bendera negara lain.

Sejumlah peserta pawai takbiran sempat bersitegang dengan aparat Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease di kawasan Jalan AY Paty karena menyita sejumlah bendera Palestina yang  dibawa peserta. Namun ketegangan tidak berlangsung lama setelah Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKB Djoko Susiloa menenangkan  massa serta mengalihkan konvoi kendaraan ke jalur lainnya.

Gubernur Karel Albert Ralahalu mengajak umat muslim Kota Ambon dan Maluku, menjadikan momentum Idul Fitri untuk meningkatkan silaturahim dan tali persaudaran dengan sesama warga lainnya  di Maluku.

“Dengan Idul Fitri kita terus tingkatkan persaudaran dan toleransi antarumat beragama sehingga tercipta Maluku yang lebih aman,” kata Karel. (HJ/OL-04)



Sumber : Media Indonesia

'Palestina Merdeka? Ku Sambut Kau Dengan Senjata!'


Angkatan perang Zionis ‘Israel’ menyiapkan pelatihan bersenjata khusus bagi kaum ‘sipil’ Yahudi untuk menghadapi kemungkinan pergolakan sosial politik bila Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mengakui berdirinya negara Palestina pada pertengahan September.
Berbagai media massa melaporkan, angkatan perang Zionis menyiapkan berbagai strategi perangnya, termasuk menentukan ‘garis merah’ di setiap pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Tentara-tentaranya diperintahkan untuk menembak kaki para pengunjukrasa Palestina yang melewati garis itu.
Angkatan bersenjata Zionis bahkan merencanakan akan membagi-bagikan gas airmata serta granat pelumpuh kepada para pemukim Yahudi sebagai bagian dari ‘operasi pertahanan diri’ mereka.
Pemerintahan penjajah Zionis dikabarkan tengah menyelesaikan tahap akhir persiapan Operation Summer Seeds (Operasi Tunas Musim Panas), yang tujuannya mempersiapkan angkatan perangnya untuk kemungkinan terjadinya konfrontasi dengan bangsa Arab Palestina di sekitar masa Sidang Umum PBB.
Asumsi dasar semua persiapan mereka ini adalah bahwa pendirian sebuah negara merdeka Palestina akan menyebabkan kekacauan publik secara besar-besaran.
Sebuah dokumen persiapan yang bocor ke media massa menyatakan, termasuk dalam kekacauan itu adalah demonstrasi menuju berbagai persimpangan jalan-jalan utama, kantong-kantong masyarakat ‘Israel’ dan pusat-pusat pendidikannya serta berbagai usaha untuk merusak simbol-simbol pemerintahan (‘Israel’).
Semua kerepotan ini juga dilaksanakan demi mengantisipasi kemungkinan kasus yang ekstrim, seperti tembakan-tembakan dari tengah-tengah demonstran atau bahkan kasus terorisme.
Biaya besar dipersiapkan untuk semua kesiap-siagaan menghancurkan apa pun bentuk dan pernyataan keinginan bangsa Palestina untuk merdeka dari penjajahan Zionisme.
Belum lama ini, angkatan bersenjata Zionis mengadakan pelatihan bagi para kepala satuan pengaman (Satpam) berbagai pemukiman, di sebuah instalasi militer di Shiloh.
Angkatan bersenjata Zionis juga mengadakan pelatihan bagi unit-unit pengamanan permukiman, di markas militer Lachish.
Markas Lachish ini yang akan dijadikan pusat kendali pelatihan-pelatihan itu untuk mengantisipasi demonstrasi bangsa Palestina September ini.
Garis Merah
Angkatan perang Zionis menetapkan dua garis virtual bagi setiap pemukiman yang berdekatan dengan desa Palestina. Bila garis pertama dilewati para demonstran Palestina, maka gas airmata dan berbagai cara lain untuk membubarkan massa, akan dipakai untuk menyambut mereka.
Garis ke dua adalah ‘garis merah’ – bila para demonstran melewati garis ini, maka para serdadu Zionis diperkenankan untuk menembak ke arah kaki para demonstran.
Kantor-kantor pemerintahan penjajahan akan berada dalam status ‘siap’ alias standby sejak 19 September. Sidang Umum PBB akan dilaksanakan pada 20 September. (OA/Sahabat Al-Aqsha)


Idul Fitri Yang Sepi : 10 Anakku Dipernjara Dan Dibunuh Zionis Israel




Gegap gembita Hara Raya Idul Fitri di negeri kita tak sebanding dengan duka yang dialami saudara-saudara kita di Palestina. Riuhnya mudik bersama, berkumpul bersama keluarga menikmati aneka ragam hidangan khas lebaran, bersua dengan teman lama adalah hal yang amat sulit atau bahkan tidak akan bisa kita temui ditanah para syuhada, Palestina. Berikut adalah kondisi salah satu ummahat di Tepi Barat yang merasakan hari raya tanpa orang-orang tercinta. Saya ambilkan dari situs sahabatalaqsha.com. Ayo terus galang dukungan untuk kemerdekaan dan kembalinya hak-hak saudara kita. Allahuakbar!
Sediakan sedikit waktu di tengah keriangan kita menyambut Idul Fitri ini, untuk mendoakan saudara-saudara yang didera cobaan termasuk mereka yang kelaparan di Somalia, serta kaum ibu yang merindukan anak-anak mereka yang syahid di Gaza maupun yang ditahan di penjara-penjara Zionis di Tepi Barat.
Hajjah Ummu Hassan, seorang warga Palestina di Tepi Barat, menyambut Idul Fitri dalam keadaan berduka karena lima orang anaknya termasuk dalam ratusan orang warga yang ditangkap dan ditahan oleh Zionis selama Ramadhan ini.
Bagi Ummu Hassan, dengan ditangkapnya lima anaknya itu, maka berarti semua dari 10 orang anaknya kini sudah berada dalam penjara Zionis atau mati diterjang peluru dan berbagai senjata angkatan perang Zionis.
Iyad, salah seorang anaknya, divonis 13 tahun penjara. Seorang lagi, Mahmud, divonis 20 tahun penjara.
Anaknya yang lain, Murat, tewas dibunuh Zionis pada November 2002 sedangkan Ahmad dibunuh pada Desember 2002.
“Saya hanya bisa menghabiskan waktu saya untuk berdoa bagi anak-anak saya, dan saya hanya bisa bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tutur Ummu Hassan sebagaimana dikutip Aljazeera.net. “Mudah-mudahan pada Idul Fitri tahun depan saya bisa berkumpul lagi dengan anak-anak saya.”
Puluhan keluarga Palestina di Tepi Barat harus menerima liburan Lebaran mereka tahun ini tanpa kehadiran anak-anak mereka yang ditahan oleh berbagai pihak, baik Zionis maupun Otoritas Palestina.
Ramadhan ini, puluhan penduduk Gaza termasuk bayi-bayi dibunuh dengan bom dan roket Zionis. 
Sumber : (AS/Sahabat Al-Aqsha)

Mengemis Pada Pengemis

Baru saja suara merdu murattal mengalun dari speaker komputer jinjingku, nampak seseorang menghampiri halaman rumah orangtuaku yang agak luas.
"Assalamu'alaikum," ia membuka ucapan dengan salam yang terdengar begitu nyaman.


Tak lama kemudian selarik do'a ia ucapkan. Mulai dari kelancaran rejeki, kesehatan dan sebagainya. Lalu tanpa sungkan ia meminta uang.
Kupandangi wajah lelaki setengah baya itu. Kulitnya hitam, pakaiannya kusam walaupun tidak ada bekas jahitan. Jenggotnya lebat dan panjang, tak kalah dengan mereka yang sering dicap sebagai ekstrimis teroris sekalipun.
Ia enggan memandangku, bahkan ketika aku mencoba menatapnya ia lebih dalam menunduk.


"Bapak," aku kini yang mencoba menyapanya setelah memberikan selembar uang kertas padanya. "Tolong do'akan saya mendapatkan syahid. Kekayaan dan kesehatan memang saya inginkan, tapi do'akan kami sekeluarga agar bisa mati syahid."
Laki-laki itu mengangguk kecil, tapi sorot matanya datar. Mudeng nggak Bapak ini ya, bisik hati kecilku. Setelah beberapa saat aku meminta didoakan ini dan itu lelaki itu meninggalkan rumah.


Ya Allah, apakah benar Bapak tadi adalah orang yang begitu membutuhkan uluran dari orang lain. Setelah sekian tahun aku tidak mendapati mereka yang mengetuk pintu demi pintu demi mendapat uluran tangan sesama, engkau memperlihatkan padaku satu dari hamba-Mu yang kekurangan.


Semoga pintaku pada-Mu, Engkau kabulkan. Amin.


Batanghari, 27 Ramadhan 1432 H.

Pesan Untuk Istriku Tercinta

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Puji syukur kehadirat ilahi rabbi yang telah menjadikan siang dan malam. Salawat dalan salam semoga tetap Ia curahkan kepada teladan seluruh manusia, Muhammad saw al musthafa, sang pembawa kabar gembira.


Istriku tercinta,
Dulu mungkin ada asa yang begitu mempesona saat-saat pertama Allah swt menyatukan kita dalam mahligai rumah tangga. Ada harapan yang terus menyembul seperti putik-putik melati di halaman depan rumah kita. Namun ketika kemarau tak kunjung selesai dan ia pun terkulai di tanah berdebu, engkau tetap menemaniku.


Kala itu, di rumah berdinding anyam bambu kita lewati hari-hari kita yang melelahkan. Tetesan air hujan yang menitik-nitik lantai tanah hingga menandainya dengan lubang mungil, atau sejuk udara yang memaksa merasuk melalui lubang-lubang dinding gubuk. Sementara hijau rumput-rumput kerdil yang bertumbuh di depan pintu rumah, pertanda musim penghujan mulai tiba.
Dan seperti biasa kakimu yang mungil harus melompat-lompat kecil menghindar genangan-genangan saat hendak menapak jalan menuju madrasah.


Umi..
Ingatkah engkau saat membacakan terjamah dari firman-Nya. Saat abi mendapat peringatan dari Allah swt. Saat kakiku begitu nyeri menahan sakit tak terperi. Sekali lagi saat kau baca kalimat demi kalimat, ada kedamaian yang mengalahkan rasa sakit kaki Abi yang remuk.
Di samping ranjang rumah sakit kau simpuhkan kaki. Saat itu air mata Abi   menetes bukan karena sakit itu, tapi karena Allah telah mengirimmu untuk membuat Abi tegar. Ada kalut yang menggelayut. Kelak Abi tidak bisa sempurna lagi. Dan janin di rahimmu yang saat itu berumur enam bulan, mampukah aku memeluknya dalam pangkuan.


Allah, punya kehendak lain. Setelah bulan-bulan yang melelahkan diatas kursi roda. Akhirnya Abi bisa mulai menapak perlahan. Kembali ke madrasah, menyapa anak-anak.


Kini, bertahun-tahun kita bersama.
Anak-anak tumbuh. Setiap pagi mereka cerahkan hari-hari kita. Dan lihatlah istriku, anak-anak begitu menentramkan hati kita berdua. Rengekannya seperti kicau burung di pagi hari. Saat petang hari tiba, terdengar si sulung mengeja hijaiyah atau melafadz doa dan surah-surah pendek.


Umi..
Abi tahu, begitu banyak pinta yang tak engkau ucap. Banyak harap yang tak mampu kau utarakan. Banyak keluh yang hanya engkau simpan di hati. Apalagi ketika dirimu letih dengan amanah yang semakin jamak. Cukupkanlah Allah sebagai tempat terbaik untuk berharap. 
Ada pinta yang menjulang, agar Ia senantiasa menyatukan kita bersama putra-putri tercinta kelak di surga-Nya. Tempat yang tiada kesedihan didalamnya. Tiada letih, keluh kesah.
Jika Abi tidak sempurna, memohonlah kepada-Nya agar Ia kuat dan tabahkan. Jika Abi banyak kekurangan, mintalah pada-Nya agar dicukupkan. Bertahanlah menahan badai dan ujian. Insyaallah balasan kegembiraan dan ridha segera Ia curahkan.


Serahkanlah anak-anak kita pada-Nya. Tolonglah sesama agar Ia menolong kita. Jangan pernah khawatir Allah akan menelantarkan kita kerana waktu kita tersita untuk mengurusi ummat-Nya. Bukalah pintu rizki kita dengan sentiasa beristighfar. Kasihilah fakir miskin niscaya anak-anak kita akan dikasihi orang lain.
Jagalah pandangan dari apa yang ia haramkan. Laksanakalah wasiat nabimu agar senantiasa membaca 'subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar' agar beban hidup menjadi ringan. Sokonglah suamimu untuk menyerukan al haq.


Istriku, kemilau dunia telah banyak menyilapkan manusia. Jangan terpedaya, bersikaplah qonaah. Sebagaimana Khadijah yang begitu berjasa.
Jika dunia menyapamu, suruh ia tinggal diluar pagar agar hatimu khusuk menghadap-Nya. Jika dunia berpaling darimu, jangan bersedih karena Allah Yang Maha Kaya punya perbendaharaan yang tak terbatas.
Jika engkau sakit, bersabarlah. Bukti Allah sayang kepadamu.


Istriku..
Rawatlah anak-anak dengan kasih sayang. Tanamkanlah kalimah 'lailaha illallah muhammadar rasulullah'.
Berdo'alah kepada tuhanmu agar mereka menjadi mujahid/mujahidah.


Jika esok Abi pergi dan tak kembali, usah bersedih, tahanlah airmata umi. Saudari-saudari kita pun demikian. Kita punya Allah swt yang mampu menjaga alam raya, tentu mudah bagi-Nya untuk menjaga putra-putri kita.


Umi..
Bantu Abi untuk mendapatkah syahadah di jalan-Nya. Kita..ya kita semua.. agar dalam bersama kita bisa menatap wajah-Nya di surga.


Dari al faqir illah, Abi yang menyayangi Umi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Way Jepara, 25 Ramadhan 1432 H