Pesan Untuk Istriku Tercinta

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Puji syukur kehadirat ilahi rabbi yang telah menjadikan siang dan malam. Salawat dalan salam semoga tetap Ia curahkan kepada teladan seluruh manusia, Muhammad saw al musthafa, sang pembawa kabar gembira.


Istriku tercinta,
Dulu mungkin ada asa yang begitu mempesona saat-saat pertama Allah swt menyatukan kita dalam mahligai rumah tangga. Ada harapan yang terus menyembul seperti putik-putik melati di halaman depan rumah kita. Namun ketika kemarau tak kunjung selesai dan ia pun terkulai di tanah berdebu, engkau tetap menemaniku.


Kala itu, di rumah berdinding anyam bambu kita lewati hari-hari kita yang melelahkan. Tetesan air hujan yang menitik-nitik lantai tanah hingga menandainya dengan lubang mungil, atau sejuk udara yang memaksa merasuk melalui lubang-lubang dinding gubuk. Sementara hijau rumput-rumput kerdil yang bertumbuh di depan pintu rumah, pertanda musim penghujan mulai tiba.
Dan seperti biasa kakimu yang mungil harus melompat-lompat kecil menghindar genangan-genangan saat hendak menapak jalan menuju madrasah.


Umi..
Ingatkah engkau saat membacakan terjamah dari firman-Nya. Saat abi mendapat peringatan dari Allah swt. Saat kakiku begitu nyeri menahan sakit tak terperi. Sekali lagi saat kau baca kalimat demi kalimat, ada kedamaian yang mengalahkan rasa sakit kaki Abi yang remuk.
Di samping ranjang rumah sakit kau simpuhkan kaki. Saat itu air mata Abi   menetes bukan karena sakit itu, tapi karena Allah telah mengirimmu untuk membuat Abi tegar. Ada kalut yang menggelayut. Kelak Abi tidak bisa sempurna lagi. Dan janin di rahimmu yang saat itu berumur enam bulan, mampukah aku memeluknya dalam pangkuan.


Allah, punya kehendak lain. Setelah bulan-bulan yang melelahkan diatas kursi roda. Akhirnya Abi bisa mulai menapak perlahan. Kembali ke madrasah, menyapa anak-anak.


Kini, bertahun-tahun kita bersama.
Anak-anak tumbuh. Setiap pagi mereka cerahkan hari-hari kita. Dan lihatlah istriku, anak-anak begitu menentramkan hati kita berdua. Rengekannya seperti kicau burung di pagi hari. Saat petang hari tiba, terdengar si sulung mengeja hijaiyah atau melafadz doa dan surah-surah pendek.


Umi..
Abi tahu, begitu banyak pinta yang tak engkau ucap. Banyak harap yang tak mampu kau utarakan. Banyak keluh yang hanya engkau simpan di hati. Apalagi ketika dirimu letih dengan amanah yang semakin jamak. Cukupkanlah Allah sebagai tempat terbaik untuk berharap. 
Ada pinta yang menjulang, agar Ia senantiasa menyatukan kita bersama putra-putri tercinta kelak di surga-Nya. Tempat yang tiada kesedihan didalamnya. Tiada letih, keluh kesah.
Jika Abi tidak sempurna, memohonlah kepada-Nya agar Ia kuat dan tabahkan. Jika Abi banyak kekurangan, mintalah pada-Nya agar dicukupkan. Bertahanlah menahan badai dan ujian. Insyaallah balasan kegembiraan dan ridha segera Ia curahkan.


Serahkanlah anak-anak kita pada-Nya. Tolonglah sesama agar Ia menolong kita. Jangan pernah khawatir Allah akan menelantarkan kita kerana waktu kita tersita untuk mengurusi ummat-Nya. Bukalah pintu rizki kita dengan sentiasa beristighfar. Kasihilah fakir miskin niscaya anak-anak kita akan dikasihi orang lain.
Jagalah pandangan dari apa yang ia haramkan. Laksanakalah wasiat nabimu agar senantiasa membaca 'subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar' agar beban hidup menjadi ringan. Sokonglah suamimu untuk menyerukan al haq.


Istriku, kemilau dunia telah banyak menyilapkan manusia. Jangan terpedaya, bersikaplah qonaah. Sebagaimana Khadijah yang begitu berjasa.
Jika dunia menyapamu, suruh ia tinggal diluar pagar agar hatimu khusuk menghadap-Nya. Jika dunia berpaling darimu, jangan bersedih karena Allah Yang Maha Kaya punya perbendaharaan yang tak terbatas.
Jika engkau sakit, bersabarlah. Bukti Allah sayang kepadamu.


Istriku..
Rawatlah anak-anak dengan kasih sayang. Tanamkanlah kalimah 'lailaha illallah muhammadar rasulullah'.
Berdo'alah kepada tuhanmu agar mereka menjadi mujahid/mujahidah.


Jika esok Abi pergi dan tak kembali, usah bersedih, tahanlah airmata umi. Saudari-saudari kita pun demikian. Kita punya Allah swt yang mampu menjaga alam raya, tentu mudah bagi-Nya untuk menjaga putra-putri kita.


Umi..
Bantu Abi untuk mendapatkah syahadah di jalan-Nya. Kita..ya kita semua.. agar dalam bersama kita bisa menatap wajah-Nya di surga.


Dari al faqir illah, Abi yang menyayangi Umi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Way Jepara, 25 Ramadhan 1432 H