Keunikan Zaman: Generasi Milenial

Dalam sejarah manusia, tidak pernah ada generasi seperti yang kita hadapi seka­rang. Inilah yang kita sebut, "The native-digital-generation'', atau "Generasi Milenial Asli". Mereka lahir sesudah 1995; sesudah era internet dimulai. Istilah 'digital' tidak hanya bicara mengenai sesuatu teknologi mutakhir, tetapi bicara mengenai sebuah gelombang gaya hidup yang terus mem besar dan menjadi sebuah tsunami yang menyapu segala hal yang ada dan menye rapnya ke dalam kuasa alam yang dia miliki, sehingga tidak ada yang lepas dari dampaknya. 
Tsunami media dan teknologi ini sedang menciptakan generasi yang sangat berbeda dengan kita, dan dalam waktu yang sangat cepat. Generasi milenial sudah dan sedang melangkah ke dalam arus ini. Karena itu Indonesia sudah menjadi negara terbesar ketiga di dunia menggunakan Facebook, dan adalah negara yang dengan sangat cepat sedang mengadopsi Twitter, sampai-sampai bulan Augustus lalu, lebih banyak lalu-lintas Twitter di Indonesia daripada negara manapun di dunia, termasuk Amerika Serikat!

MENGASAH BAKAT ANAK BERARTI MEMBANGUN KARAKTER

Oleh : M Musrofi 

Mengasah bakat dapat dilakukan dengan mendukung anak / siswa untuk menciptakan sesuatu atau berkarya. Sesederhana apa pun karya atau ciptaan itu. Jadi ide karya atau ide ciptaan bersumber dari bakat anak. Ketika anak tengah mengaktualisasi bakatnya dengan cara membuat suatu karya –sekali lagi sesederhana apa pun karya itu-, maka ketika itu pula anak sesungguhnya tengah belajar life skill dan membangun karakter.

Anak itu tengah belajar kreatif, belajar tekun, belajar ulet, belajar mandiri, belajar bervisi (membayangkan bentuk akhir karya yang dibuat), belajar mengungkap ide-ide unik-asli (original), belajar menghargai proses penciptaan karya, belajar terbuka terhadap kritik-saran (misal : bisa menerima kritik ketika karyanya diminta diperbaiki), dan sebagainya.

Waspadai Masalah Laten di Sekolah

Hingga kini dunia pendidikan kita terus dihantui bahaya laten. Nah, Sekolah Islam Terpadu sebagai salah satu sarana yang mengabdikan dirinya untuk terus melahirkan generasi yang profesional dan amanah harus menghindari berbagai tindakan yang sampai saat ini masih dilakukan oleh beberapa sekolah di tanah air. Dalam sebuah workshop tentang penyusunan Modul Pendidikan Karakter, tugas pendidikan masih menyisakan persoalan serius yang harus segera diselesaikan.  
Hamid menyebutkan, persoalan laten pertama adalah tindakan intimidasi atau bullying.Tindakan ini biasanya dilakukan oleh senior kepada junior. Praktik bullying dilakukan sejak masa orientasi yang dilakukan secara berlebihan. Misalnya, memberikan tugas yang tak masuk akal dan adanya gap, seperti tempat nongkrong yang dibuat masing-masing tingkatan kelas.

“Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Penurut”

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.
Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Ada Apa Dengan RSBI

Salah satu konsep RSBI yaitu mengacu kepada standar negara-negara OECD, termasuk Jepang dianggap oleh sebagian pemikir Jepang sebagai konsep yang tidak jelas.
 
Apalagi dengan keinginan untuk mendapatkan akreditasi dari badan khusus di Jepang tentang status keinternasioanalan RSBI tersebut mendapat tanggapan yang sangat kritis karena tidak ada Badan Akreditasi Sekolah di Jepang atau lembaga akreditasi-akrediatasian di level pendidikan dasar dan menengah, sebagaimana yg dikehendaki oleh pengelola RSBI.

AYAH

Ayah!
Betapa menggetarkannya panggilan itu. Betapa mengharubirukannya nada itu. Betapa menggairahkannya suara patah-patah itu. Selalu ada nuansa baru setiap kali empat huruf itu menguntai menjadi kata dan meluncur dari mulut kecil seorang bocah.
Ayah!
Betapa kata itu memberi saya, dan juga kamu, bahkan kita semua para ayah, gairah kehidupan yang senantiasa mendorong langkah kita untuk melanjutkan perjalanan berat ini, merambah belantera dunia yang kadang tidak bersahabat, atau bahkan memecahkan seonggok karang besar di tengah samudera kehidupan.

Jejaring Sosial

Jejaring Sosial dan The Small World Phenomenon 
 
Jejaring sosial (social networking) adalah barang indah yang rumit. Begitu pelik dan berlikuliku, hadir di mana-mana, sehingga tak heran jika orang penasaran bertanya, untuk apa jejaring sosial ada? Mengapa kita terlibat dalam jejaring sosial? Bagaimana jejaring sosial memengaruhi kita? 
 
Empat dekade yang lalu, Stanley Milgram telah melakukan eksperimen tentang fenomena keterhubungan ini. Dia menyimpulkan bahwa seseorang itu hanyalah berjarak maksimal 6 simpul hubungan dengan orang lain. Anybody is only six steps away from anybody else. Teori inilah yang kemudian dikenal dengan “Six degrees of separation” (Muhammad, 2010). Enam derajat keterpisahan. Fenomena ini ingin menunjukkan bahwa kita dengan orang lain yang kita sangka tidak kenal itu ternyata “dekat”. Dunia ini sempit. Lihat ilustrasi3 ini: 

Mendidik Anak Dengan Cinta dan Logika

Salah satu kesalahan dari orang tua adalah mendidik anak dengan cinta saja. Jika demikian, nantinya akan menghasilkan bonding yang terlalu kuat antara anak dengan ibu atau ayahnya. 
 
 
Ada dua macam gaya dalam mengasuh umum yang kurang tepat, yaitu:
 
Gaya Helikopter  
Dalam gaya helikopter ini cara memaknai cinta adalah dengan mutar-mutar diatas anak, dengan kata lain tiada hari tanpa memberikan perlindungan pada anak. Ketika anak mendapatkan kesulitan, orang tua langsung datang dan "menyelamatkannya" dengan kata lain anak harus selalu merasa aman, nyaman dan terjamin.

Ayah

Ayah!
Betapa menggetarkannya panggilan itu. Betapa mengharubirukannya nada itu. Betapa menggairahkannya suara patah-patah itu. Selalu ada nuansa baru setiap kali empat huruf itu menguntai menjadi kata dan meluncur dari mulut kecil seorang bocah.
Ayah!
Betapa kata itu memberi saya, dan juga kamu, bahkan kita semua para ayah, gairah kehidupan yang senantiasa mendorong langkah kita untuk melanjutkan perjalanan berat ini, merambah belantera dunia yang kadang tidak bersahabat, atau bahkan memecahkan seonggok karang besar di tengah samudera kehidupan.

Manajemen Kinerja Guru

Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal (2001) dalam bukunya Performance Management di bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen kinerja guru.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai :
“… sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan”.

Yang Tak Diketahui Anak Tentang Ayahnya

Perhatikan kembali ayahmu, bayangkanlah ayahmu sedang didepanmu sekarang. Ia mungkin membuatmu takut, Ia mungkin memiliki wajah yang seram. Ia mungkin yang telah membuat mu tersiksa ketika masih kecil, Itu hanya sebagian saja. Coba bayangkan apa yang ayah perbuat untuk kalian.
Kalian semua tak akan tahu, dan tak pernah ingin tahu.. Ayah kalian juga tak akan meminta apapun ketika kalian berhasil nanti.

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.
2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
4. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Memburu Syahadah untuk Berlebaran di Surga

Hari itu dia telah berjanji pada al Qassam. Dia berwudhu dan mengenakan

pakaian paling bagus yang dimilikinya. Hari itu dia bertolak menuju tempat

yang paing penting dalam hidupnya. Dia tahu bahwa itu adalah waktu terakhir

bagi dirinya. Maka diapun ingin tampil selayaknya orang yang datang memenuhi

janji. Dia ingin keluar dan mempersiapkan segala perbekalan. Dan Allah ingin

mengangkatnya menuju kehidupan baru dan ditetapkan mendapatkan syahadah.


Begitulah rangkuman sekilas tentang hikayat hidup asy Syahid Burhan Husni

Hasan Hanani, pejuang al Qassam asal kota Beit Furaik dekat Nablus. Kisah

perlombaan menuju surga. Kisah yang diriwayatkan oleh darah-darah para

pemuda yang mengusung panji, sumpah dan revolusi menuju kemenangan serta

menuju surga Allah yang abadi.