'Palestina Merdeka? Ku Sambut Kau Dengan Senjata!'


Angkatan perang Zionis ‘Israel’ menyiapkan pelatihan bersenjata khusus bagi kaum ‘sipil’ Yahudi untuk menghadapi kemungkinan pergolakan sosial politik bila Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mengakui berdirinya negara Palestina pada pertengahan September.
Berbagai media massa melaporkan, angkatan perang Zionis menyiapkan berbagai strategi perangnya, termasuk menentukan ‘garis merah’ di setiap pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Tentara-tentaranya diperintahkan untuk menembak kaki para pengunjukrasa Palestina yang melewati garis itu.
Angkatan bersenjata Zionis bahkan merencanakan akan membagi-bagikan gas airmata serta granat pelumpuh kepada para pemukim Yahudi sebagai bagian dari ‘operasi pertahanan diri’ mereka.
Pemerintahan penjajah Zionis dikabarkan tengah menyelesaikan tahap akhir persiapan Operation Summer Seeds (Operasi Tunas Musim Panas), yang tujuannya mempersiapkan angkatan perangnya untuk kemungkinan terjadinya konfrontasi dengan bangsa Arab Palestina di sekitar masa Sidang Umum PBB.
Asumsi dasar semua persiapan mereka ini adalah bahwa pendirian sebuah negara merdeka Palestina akan menyebabkan kekacauan publik secara besar-besaran.
Sebuah dokumen persiapan yang bocor ke media massa menyatakan, termasuk dalam kekacauan itu adalah demonstrasi menuju berbagai persimpangan jalan-jalan utama, kantong-kantong masyarakat ‘Israel’ dan pusat-pusat pendidikannya serta berbagai usaha untuk merusak simbol-simbol pemerintahan (‘Israel’).
Semua kerepotan ini juga dilaksanakan demi mengantisipasi kemungkinan kasus yang ekstrim, seperti tembakan-tembakan dari tengah-tengah demonstran atau bahkan kasus terorisme.
Biaya besar dipersiapkan untuk semua kesiap-siagaan menghancurkan apa pun bentuk dan pernyataan keinginan bangsa Palestina untuk merdeka dari penjajahan Zionisme.
Belum lama ini, angkatan bersenjata Zionis mengadakan pelatihan bagi para kepala satuan pengaman (Satpam) berbagai pemukiman, di sebuah instalasi militer di Shiloh.
Angkatan bersenjata Zionis juga mengadakan pelatihan bagi unit-unit pengamanan permukiman, di markas militer Lachish.
Markas Lachish ini yang akan dijadikan pusat kendali pelatihan-pelatihan itu untuk mengantisipasi demonstrasi bangsa Palestina September ini.
Garis Merah
Angkatan perang Zionis menetapkan dua garis virtual bagi setiap pemukiman yang berdekatan dengan desa Palestina. Bila garis pertama dilewati para demonstran Palestina, maka gas airmata dan berbagai cara lain untuk membubarkan massa, akan dipakai untuk menyambut mereka.
Garis ke dua adalah ‘garis merah’ – bila para demonstran melewati garis ini, maka para serdadu Zionis diperkenankan untuk menembak ke arah kaki para demonstran.
Kantor-kantor pemerintahan penjajahan akan berada dalam status ‘siap’ alias standby sejak 19 September. Sidang Umum PBB akan dilaksanakan pada 20 September. (OA/Sahabat Al-Aqsha)