Berikut adalah delapan pedoman utama menjadi orangtua remaja generasi milenium:
1. Kenali diri anda. Mintalah tanggapan mengenai sikap tegas maupun kasih sayang yg anda tunjukkan pada anak-anak. Cari tahu apakah anda atau pasangan anda cenderung over protektif atau permisif. Mengenali diri sendiri dapat menjadi tolok ukur bagaimana memperlakukan anak-anak serta perubahan apa yg mungkin perlu anda lakukan. Tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah.
2. Libatkan mereka terus menerus. Pelajari sedapat mungkin lingkungan mereka dan sediakan waktu bercakap-cakap. Pembicaraan bermutu kadang memang dapat direncanakan, namun seringkali pembicaraan yg tidak direncanakanlah yg berhasil mempererat hubungan dari hati ke hati. Carilah saat-saat tersebut. Berdoalah agar Allah swt membuka mata anda agar dapat mengenalinya. Pasti ada saatnya, hanya kadang kita yang tidak tahu. Saat perjalanan pulang sehabis nonton bola, waktu mau pergi pinjam film, menyiapkan makan malam di dapur, ataupun pada kejadian sehari-hari lumrah lainnya. Allah swt pasti membuka jendela hati seseorang jika saja kita mau mencarinya.
3. Mendengarkan. Jika anda memakai waktu hanya untuk mengomel, anda tidak akan pernah ketemu saat yg tepat bahkan sampai abad berikutnya. Bertanyalah. Hindari menghakimi atau mengkoreksi. Dengarkanlah. Anak-anak memperhatikan ekspresi mata dan mencocokkannya dgn nada suara anda untuk mengetahui apakah keduanya sejalan. Jika anda berkata mau mendengar namun nada suara anda menghakimi, pintupun akan ditutup rapat-rapat.
4. Bertanyalah. Jangan langsung masuk pada pokok persoalan, apalagi memberi nasihat-nasihat bijaksana; sekalipun anda benar. Tahan lidah anda dan tanyakan beberapa hal. Ingat, menjalin hubungan dengan anak remaja anda lebih penting dari memaksakan pendapat pada mereka. Dekati anak anda perlahan-perlahan.
5. Perjelas apa yang telah diutarakan. Anda mungkin perlu memperjelas bentuk pertanyaan seperti:
"Gimana perasaan kamu saat itu?"
"Terus, apa yang terjadi?"
"Waktu dia bilang begitu, gimana ya perasaannya?"
"Kamu bilang gitu kan?"
6. Berikan cara-cara membuat keputusan. Jangan penuhi remaja anda dengan segala macam tehnik manajemen, walau mereka mungkin sedang membuat perubahan besar dalam hidup anda. Gunakan pendekatan lewat pintu belakang. Temukan saat yang tepat, lalu ajukan satu dua pertanyaan hingga remaja anda mampu merencanakan sesuatu dengan lebih baik. Jika kelihatannya berhasil, anda dapat membuka pintu kedua, katakan kalau anda mengetahui tehnik tertentu yang dapat menjadikannya lebih efektif. Tapi jangan dipaksa! Biarkan remaja anda ingin tahu lebih. Sedikit demi sedikit, ajari mereka untuk merencanakan, membuat prioritas dan menjadwalkan waktu guna mencapai tujuan2 mereka. Bicarakan konsekwensi2 untuk mendorong remaja anda mengenali lebih jauh apa yang ia capai. Jika mereka tahu bahwa keputusan yang baik menjadikan mereka lebih bahagia dan efektif, mereka akan terus termotivasi untuk memakai cara2 tersebut. Tentunya, penggunaan tehnik-tehnik itu semakin mendalam seiring bertumbuhnya rasa tanggung jawab. Jika remaja dibebani rasa tanggung jawab, mereka pasti dapat lebih menerima dan dewasa. Pada setiap langkah, selalu tekankan upaya maupun kemajuan-kemajuan yang perlu dicapai.
7. Terapkan kehidupan spritual di rumah. Ciptakan kebiasaan dalam keluarga untuk mendiskusikan, merasakan dan mengenali keberadaan Allah dan kebersamaanNya. Anda dapat menjadikannya bagian dari percakapan makan malam atau mungkin diskusi pendek setelah sholat berjamaah atau buka puasa bareng. Anda bisa berkata "Mari kita lihat bagaimana peran Allah swt pada kehidupan kita sepanjang hari ini. Saat-saat yang tidak terencana dapat menjadi saat terbaik untuk menanamkan hal spiritual. Saat anda membicarakan hal mana yang penting atau tidak penting dalam hidup, biasakanlah mencari pertolongan Allah swt dalam segala hal. InsyaAllah, kita akan terkejut dengan sifat rahman dan rahim serta ketetapan-ketetapan-Nya seperti anda belum pernah menerimanya.
8. Hemat dalam mengoreksi, boros dalam menegaskan. Oke, saya sudah beritahukan sebelumnya kan, ya nggak? Saya ulangi lagi deh. Remaja tidak berbeda dengan kita. Kita memerlukan banyak bantuan dan cinta sepanjang hari, setiap hari. Kita hidup untuk itu. Kita memerlukannya lebih lagi. Perbedaanya hanyalah beberapa remaja “melewati masa itu” yakni proses membentuk dan mengembangkan kepribadian mereka yang berbeda dari kemauan orang tua. Beberapa diantara nya melakukannya dengan baik, tapi lebih banyak yang gagal. Mereka menjengkelkan, tapi perlu dikasihi. Mereka sangat keras kepala tapi perlu kesabaran kita. Mereka sering melampaui batas, tapi mereka perlu kedewasaan dan perhatian kita. Kebanyakan anak-anak yang saya kenal tahu kalau mereka membuat kekacauan. Mereka tidak perlu kita untuk memberitahukan hal itu. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah merangkul mereka dan bertanya "Saya sangat sayang padamu, apa yang dapat saya lakukan?" Hal inilah yang memunculkan keajaiban bagi remaja dan hubungannya dengan anda.
Pernahkah Anda bersikap keras? Pernahkah Anda berkata "Tidak!" Pernahkah anda mempraktekkan cinta yang benar-benar kuat untuk mengubahkan kehidupan remaja Anda? Tentu saja jika diperlukan. Jika anda mempraktekkan prinsip-prinsip tersebut, tentunya kita tidak perlu terlalu sering berkonfrontasi. Jika perlu, saya sarankan anda menemui ustadz atau orang shaleh yang dapat membantu anda berkomunikasi dengan baik dan menaruh harapan yang wajar. Seringkali, para penasehat menemukan bahwa problem yang dihadapi anak adalah sistemik, yaitu anak merefleksikan kesulitan seluruh anggota keluarga dalam berkomunikasi dan membina hubungan. Ini adalah kesempatan bagi semua untuk belajar dan bertumbuh. Mungkin agak menyakitkan, namun dapat menjadi pengalaman positif yang berharga bagi keluarga.
Anak remaja anda mungkin berbeda sedikit dari remaja lainnya. Setiap generasi memiliki kadar motif, gaya hidup, harapan dan mimpi yang berbeda. Tapi lingkungan sekolah dan pergaulan remaja anda sekarang sangatlah berbeda dari apa yang anda atau saya alami. Anda perlu tahu sehingga dapat mewaspadai bahaya serta segala kemungkinan yang ada.
Generasi milenium bukanlah sekelompok anak muda yang sulit dihadapi. Bahkan sebagai suatu kumpulan, merekalah hal yang paling menarik diamati pada masa ini. Mereka merasa memerlukan; mereka perlu keeratan hubungan; perlu teladan yang dapat dipercaya. Jika saja kita dapat mengerti mereka, kita dapat secara tepat menciptakan lingkungan rumah kita seperti keinginan mereka serta menunjukkan makna hidup yang sebenarnya.
Dikutip dari buku Dawson Saving the Millennial Generation, © 1999, Thomas Nelson Publishers.
Sumber : Millenial Learning Centre