Ganti Sistem Pendidikan Wacana Prestasi Akademik Dengan Wacana Perkembangan Manusia

Oleh Erik Syamsul Rizal·

Saya merasa tertuntut menulis buku ini karena kecemasan saya melihat tekanan pada siswa di setiap tingkatan untuk berprestasi secara akademis telah membuat pendidikan tak lagi mengindahkan kebutuhan perkembangan anak dan remaja yang sesungguhnya. Dorongan untuk meraih skor tes lebih tinggi dan tuntutan agar semua siswa menunjukkan tingkat literasi tinggi dalam membaca, matematika dan sains, menggema di seluruh tingkatan pendidikan, menciptakan kelas 12 yang stress, siswa kelas 8 yang kasar, siswa kelas 3 yang sulit berkonsentrasi dan anak 4 tahun yang direnggut masa kecilnya.
Situasi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sudah saatnya kita kembali pada pertanyaan besar dalam pertumbuhan dan pembelajaran manusia. 

1. Bagaimana kita dapat membantu setiap anak mencapai potensi sejatinya?

2. Bagaimana kita bisa menginspirasi setiap anak dan remaja untuk menemukan semangat dalam dirinya untuk belajar?

3. Bagaimana kita bisa menghargai perjalanan unik setiap individu dalam menjalankan hidupnya?

4. Bagaimana kita bisa menginspirasi siswa kita untuk berkembang menjadi manusia yang dewasa?
Jika dalam usahanya untuk meningkatkan skor tertinggi pendidikan melupakan pertanyaan - pertanyaan diatas, suatu hari nanti budaya yang kita kenal sekarang akan musnah. Buku ini ditulis dengan harapan agar hari itu tak akan permah tiba, dan kita menganggap perkembangan alami serta optimal anak dan remaja sebagai tugas suci kita sebagai pendidik juga merupakan warisan terbaik kita bagi umat manusia. 

( Uraian alasan Thomas Armstrong PhD - seorang penulis yang memenangi penghargaan dan pembicara dengan pengalaman mengajar lebih dari 35 tahun dari tingkat dasar sampai pasca sarjana - ketika ditanya alasanya menulis buku Best Seller "THE BEST SCHOOLS - Mendidik Siswa Menjadi Insan Cendekia Seutuhnya - Mizan Pustaka 2011)