Ibarat Ikan Mencari Air

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air
itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”

Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimakah air?”

Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.”

Apa hikmah kisah diatas? Hikmahnya adalah manusia sering kali mengeluh dengan kehidupannya. Seolah-olah Allah Swt tidak memberikan kenikmatan dunia yang diharapkannya. Manusia kadang merasa paling sengsara hidupnya ketika kenikmatan dunia yang diharapkan belum juga hadir. Padahal kalo mau direnungkan, nikmat yang sudah Allah berikan sangat banyak yang apabila lautan dijadikan tinta dan pohon-pohon dijadikan penanya, nicaya semua itu tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat-naikmat yang sudah Allah berikan ke kita semua. Manusia yang merasa hidupnya kekurangan dan merasa belum mendapatkan nikmat dari Allah ibarat ikan yang mencari air. Padahal air begitu banyak mengelilinginya namun ia tak menyadarinya.

Lalu apakah dampak dari mental manusia yang tak pernah puas dengan kenikmatan dunia? Dampak dari manusia yang merasa hidupnya sempit dan menderita? PUTUS ASA!! Dan apakah dampak dari sebuah keputus asaan? Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan yang diimpikan. Para koruptor, makelar kasus, penyelewengan pajak serta tindak kejahatan lainnya, merupakan bentuk dari mental krupuk yang berputus asa dengan nikmat Allah Swt. Dan lihatlah bagaimana Allah “berbicara” tentang putus asa. Inilah jawabnya:
Allah swt. berfirman dalam surat Yusuf : 87.
"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."

Seorang muslim yang benar adalah seorang yang mampu menanggung musibah-musibah yang dialaminya dengan teguh dan sabar dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan hikmah yang terbaik untuknya. Seorang yang beriman, tentu mengetahui bahwa takdir Allah swt akan menjadi kebaikan baginya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pahala dari sabar adalah surga. Anak, Isteri/Suami dan harta benda yang kita miliki bisa merupakan ujian dari Allah SWT dan jika suatu saat Allah berkehendak menguji atau bahkan mengambilnya kembali, tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali bersabar dan tidak lantas berputus asa.

Allah SWT telah berfiman ”Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ”Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan secara sempurna dan rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ” (Al-Baqarah: 155-157).
Rasulullah SAW juga telah memperingatkan kita agar tidak berputus asa, karena dengan berputus asa, seseorang justru akan menyiksa diri sendiri. Lihatlah kasus orang tua yang membunuh anaknya karena mereka miskin, itu adalah salah satu contoh orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Seandainya mereka mau berusaha, Insya Allah, Allah akan membukakan pintu rezekinya untuk mereka. Namun jika mereka hanya berputus asa bahkan sampai membunuh anaknya, saya yakin justru mereka akan menderita, selain mendapat dosa, batin mereka akan tersiksa. padahal kalo mereka mau menyimak makna dari firman Allah pada surat Yusuf : 86 yang artinya : "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya."

hanya kepada Allah swt. kita berserah diri dan jiwa kita yang selalu berada dalam kekuasaan-NYA. jangan pernah berputus asa, atas apa yang telah ditakdirkan Allah swt. karena putus asa adalah perbuatan orang2 kafir.

Wallhu’alam bisshowab
Sumber Islamedia